Beberapa Q & A tentang cara membedakan jurnal kredibel/legitimate dan jurnal predator/illegitimate/deceptive/bogus:
Q: Untuk publikasi di jurnal kredible, apakah author harus bayar?
A: Tentu saja TIDAK.
Q: Beneran bisa gratis?
A: IYA, betul.
Q: Tapi mengapa banyak isu yang beredar, jika ingin publikasi artikel di jurnal kredibel, kita harus membayar dalam jumlah yang besar?
A: Jika ingin publikasi di jurnal yang bersifat OPEN ACCESS, kita (umumnya) memang harus mengeluarkan biaya. Namanya Article Processing Charge (APC), atau sejumlah uang yang harus dibayarkan oleh penulis (authors) kepada publisher salah satu jurnal setelah manuskripnya accepted agar artikelnya bisa diakses/dibaca/didownload secara bebas-gratis oleh pembaca (readers) di seluruh dunia.
Q: Apa itu OPEN ACCESS journal?
A: Singkatnya, "open access" itu adalah suatu jurnal dimana artikel-artikel yang dipublikasikan di jurnal tersebut bisa diakses/dibaca/didownload secara bebas dan gratis oleh pembaca (readers) di seluruh dunia.
Q: Jika ingin publikasi di jurnal OPEN ACCESS, apakah authors selalu harus membayar APC?
A: Umumnya memang demikian. Sebagian besar jurnal OPEN ACCESS mengharuskan author untuk membayar sejumlah APC agar artikelnya bisa dipublikasikan di Jurnal tersebut. Hal ini dinamakan GOLD OPEN ACCESS. Ada juga jurnal yang bersifat GREEN OPEN ACCESS dimana authors tidak harus membayar APC pada saat artikelnya diterbitkan. Akan tetapi, artikel ini biasanya di-embargo oleh publisher selama waktu tertentu, misalnya 1-2 tahun semenjak artikelnya terbit, dan selama masa embargo artikel kita hanya bisa diakses bebas oleh institusi yang berlangganan dengan jurnal tersebut.
Q: Jadi kalau publikasinya bukan di jurnal open access, apakah benar tidak harus membayar?
A: BENAR! Author tidak perlu membayar untuk submit artikel sampai artikel tersebut diterbitkan. Untuk jurnal jenis ini, pembaca (readers) yang harus membayar untuk bisa mengakses artikel tersebut, namanya "individual subscription". Atau bisa juga aksesnya menggunakan jaringan institusi/universitas tertentu, namanya "institutional subscription".
Q: Apakah hanya ada dua jenis jurnal dari segi akses? "open access" dan non-open access atau "subscribtion journal"?
A: TIDAK! Beberapa jurnal mengadopsi kedua sistem ini sekaligus. Misal dalam satu edisi yang sama suatu jurnal, beberapa artikel yang terbit bersifat non-open access dan beberapa lagi bersifat open access. Hal ini dinamakan HYBRID OPEN ACCESS, dimana pada dasarnya jurnal tersebut bersifat restricted access dan hanya bisa diakses oleh institusi yang berlangganan serta tidak mengenakan biaya kepada authors, tapi terdapat satu atau lebih artikel yang jika author menginginkan agar artikelnya open access, maka author tersebut harus membayar sejumlah APC.
Q: Apakah publikasi artikel di jurnal open access lebih mudah dan lebih cepat dibandingkan dengan publikasi di "subscribtion journal"?
A: TIDAK BENAR, kecuali jurnal tersebut bersifat predator!
Q: Apa maksudnya jurnal predator?
A: Jurnal yang memanfaatkan celah open access dengan meminta bayaran APCs yang (umumnya) LEBIH MURAH dari jumlah APCs standar, tanpa mengindahkan prosedur etika publikasi dan integritas akademik yang semestinya. Atau dengan kata lain “profit oriented”, yang menghalalkan segala cara untuk “memangsa” author. Jurnal TIDAK KREDIBEL!
Q: Maksudnya lebih murah bagaimana? Bukannya jurnal predator itu yang memiliki APC lebih mahal?
A: Tidak demikian. APC standar jurnal open access yang dikelola oleh penerbit-penerbit kredibel biasanya berkisar antara USD 1.500 sd. USD 3.000, atau bahkan lebih besar. Misalnya, Elsevier (https://www.elsevier.com/about/policies/pricing), Emerald (https://www.emeraldgrouppublishing.com/services/authors/publish-us/publish-open-access/journal), Nature Publishing (https://support.nature.com/en/support/solutions/articles/6000227571-find-the-apc-for-a-specific-journal), PloS (https://plos.org/publish/fees/), dan lain-lain.
Q: Oh, jadi jurnal predator itu bukan jurnal yang meminta bayaran lebih besar?
A: Biasanya BUKAN! Jurnal predator itu (kemungkinan besar adalah) yang meminta bayaran APCs lebih kecil (Sumber: https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1087/20150111; dan https://f1000research.com/articles/7-1001/v1).
Q: Berapa biasanya jurnal predator meminta bayaran APC untuk setiap artikel yang mereka terbitkan?
A: Biasanya mereka meminta bayaran sekitar USD 100, bisa lebih kecil bisa juga sedikit lebih besar (sumber: https://onlinelibrary.wiley.com/doi/pdf/10.1087/20150111). Kisaran biayanya bisa sekitar USD 100,- hingga USD 500,-.
Q: Apakah nominal segitu sudah fixed?
A: Tidak juga, tidak ada nominal biaya yang pasti. Tapi logikanya, kalau APC nya mahal, tentu tidak ada yg tertarik publikasi di sana, kecuali jurnal tersebut benar-benar berkualitas/prestigious dan memiliki impact factor yang tinggi.
Q: Apakah APC rendah adalah satu-satunya ciri jurnal predator?
A: TIDAK! Banyak lagi ciri-ciri yang lain misalnya publikasi yang cepat semenjak submission, tidak melalui peer-review yang semestinya, komentar editor yang seadanya tanpa komentar substantif dari reviewer, jumlah artikel dalam satu edisi yang sangat tinggi dan tidak masuk akal, dan lain-lain. Ciri-ciri lengkapnya bisa dibaca di sini: https://f1000research.com/articles/7-1001/v1.
Q: Apakah jurnal terindeks SCOPUS sudah pasti kredibel dan tidak bersifar predator?
A: Tidak demikian! Jurnal terindeks SCOPUS belum tentu krdibel! Banyak juga jurnal-jurnal yang sebenarnya predator tapi menyusup ke dalam indeksasi standar. Untuk diketahui, indeksasi SCOPUS bukanlah yang paling rigid. Masih banyak indeksasi lain yang lebih rigid, kredibel dan jamak digunakan oleh komunitas akademik. Misalnya, indeksasi oleh CLARIVATE ANALYTICS/ WEB OF SCIENCE, PubMed untuk bidang kedokteran dan kesehatan, FT50 untuk bidang economics dan social sciences, dan lain-lain.
Q: Lalu dimana kita bisa mengetahui jurnal tersebut predator?
A: Cara “tradisional” dengan menggunakan Beall’s list (Sumber: https://beallslist.net/)
Q: Apakah itu adalah satu-satunya cara?
A: Tidak! Kita bisa melihat daftar jurnal-jurnal yang diduga tidak kredibel dari discontinued lists yang regular dikeluarkan oleh beberapa lembaga pengindeks, seperti discontinued DOAJ (https://blog.doaj.org/2018/03/19/update-on-discontinued-journals/) dan SCOPUS discontinued list (https://www.elsevier.com/__data/assets/excel_doc/0005/877523/Discontinued-sources-from-Scopus.xlsx). Lembaga pengindeks lain seperti Web of Science juga rutin mengupdate daftar jurnalnya setiap tahun (https://clarivate.com/products/journal-citation-reports/).
Semoga kita lebih hati-hati sebelum memutuskan untuk mempublikasikan artikel kita di sebuah Jurnal, serta terhindar dari mempublikasikan artikel kita di jurnal-jurnal yang bersifat predator, atau di jurnal-jurnal yang berpeluang "discontinued" pada indeksasi tertentu seperti SCOPUS!
BERSAMBUNG...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar